
Sijuk, 9 Oktober 2025 – Suasana haru menyelimuti SMP Negeri 1 Sijuk pada Kamis pagi, saat seluruh warga sekolah berkumpul untuk melepas kepergian Ibu Tanti, guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang telah mengabdi selama 19 tahun.
Dalam acara sederhana namun penuh makna itu, guru, siswa, dan alumni hadir memberikan penghormatan terakhir untuk salah satu sosok pendidik yang dikenal tegas, disiplin, dan memiliki kepribadian unik di antara rekan-rekannya.
Sejak pertama kali mengajar di SMPN 1 Sijuk pada tahun 2006, Bu Tanti dikenal sebagai guru yang selalu menanamkan nilai tanggung jawab dan kerja keras kepada para siswanya. “Bu Tanti itu bukan hanya mengajarkan IPS, tapi juga mengajarkan hidup,” ungkap Zahratun, salah satu siswi kelas VIII yang turut memberikan sambutan dalam acara tersebut.
Sosok yang Tegas Namun Penuh Kasih
Bagi sebagian siswa, ketegasan Bu Tanti sempat menjadi hal yang menakutkan. Namun, seiring waktu, mereka menyadari bahwa di balik ketegasannya tersimpan perhatian yang tulus.
“Kalau kita tidak mengerjakan tugas, pasti ditegur. Tapi kalau kita menunjukkan usaha, beliau selalu memuji dan memberi semangat,” ujar Oktavianes, alumni tahun 2011.
Ketegasan itu jugalah yang membuat kelas Bu Tanti selalu berjalan tertib. Beliau terkenal tidak pernah membiarkan siswa bersikap malas atau menunda pekerjaan. Namun, di balik wajah seriusnya, Bu Tanti juga dikenal humoris dan memiliki cara unik dalam mengajar. Ia sering membawa contoh-contoh nyata dari kehidupan sehari-hari agar pelajaran IPS terasa hidup dan mudah dipahami.
Gaya Mengajar yang Unik dan Menginspirasi
Dalam dunia pendidikan, setiap guru memiliki gaya tersendiri dalam mengajar. Namun, gaya Bu Tanti bisa dibilang khas. Ia sering menggunakan media sederhana — peta buatan tangan, kliping koran, bahkan permainan edukatif — untuk menjelaskan konsep-konsep IPS yang kadang dianggap sulit oleh siswa.
“Beliau pernah mengajak kami simulasi menjadi pedagang dan pembeli di pasar untuk menjelaskan sistem ekonomi. Rasanya seperti bermain, tapi ternyata kami belajar banyak,” kenang Liana, siswa kelas VIII.
Selain itu, Bu Tanti juga sering mengaitkan materi pelajaran dengan nilai-nilai kehidupan, seperti pentingnya kejujuran, menghargai sejarah, dan menjaga lingkungan sekitar. “Bagi beliau, IPS bukan hanya soal hafalan, tapi soal memahami bagaimana manusia hidup berdampingan,” ujar Pak Reza, rekan sejawat sekaligus Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan.
Tak hanya di ruang kelas, Bu Tanti juga aktif dalam kegiatan sekolah. Ia sering menjadi pembimbing lomba cerdas cermat IPS, pendamping pramuka, hingga penulis buletin sekolah. Banyak kegiatan sekolah yang sukses berkat ide kreatifnya.
Acara perpisahan yang digelar di aula sekolah dipenuhi tangis haru. Lagu “Terima Kasih Guruku” mengiringi penyerahan kenang-kenangan dari pihak sekolah. Kepala SMPN 1 Sijuk, Bapak Nizar, S.Pd, dalam sambutannya menyampaikan rasa terima kasih dan bangganya atas dedikasi Bu Tanti.
“Beliau adalah contoh nyata guru yang mengabdi dengan hati. Ketegasan dan keunikannya telah membentuk karakter banyak siswa. Kami kehilangan sosok inspiratif, tapi kami juga bangga karena beliau akan terus berkarya di tempat baru,” ujar Kepala Sekolah dengan mata berkaca-kaca.
Sementara itu, Bu Tanti sendiri dalam sambutannya menahan haru saat menyampaikan pesan terakhir kepada rekan-rekan dan siswanya.
“Lima belas tahun bukan waktu yang singkat. Saya belajar banyak di sini — dari rekan, dari siswa, dan dari setiap pengalaman di sekolah ini. Saya mohon maaf atas segala kekurangan, dan saya berharap SMPN 1 Sijuk terus melahirkan generasi yang hebat,” ucapnya disambut tepuk tangan meriah.
Setelah resmi berpindah tugas ke SMPN 2 Sijuk, Bu Tanti mengaku siap untuk memulai babak baru dalam kariernya. Ia berharap bisa membawa semangat yang sama seperti saat mengajar di SMPN 1 Sijuk.
“Sekolah boleh berbeda, tapi semangat mendidik tidak boleh berubah. Di mana pun saya berada, saya ingin terus menyalakan api belajar untuk anak-anak,” ujarnya.
Banyak rekan guru yang merasa kehilangan sosok Bu Tanti. “Kami akan merindukan diskusi-diskusi kecil di ruang guru. Bu Tanti itu bukan hanya rekan kerja, tapi juga teman berpikir yang selalu punya cara pandang berbeda,” ujar Pak Widada, guru Matematika.
Sementara itu, para siswa berharap Bu Tanti tidak melupakan mereka. “Kami akan belajar lebih rajin supaya Bu Tanti bangga, meskipun sudah tidak mengajar di sini,” kata Putri, siswa kelas VIII.
Perpisahan memang bukan akhir, melainkan awal dari perjalanan baru. Bagi SMPN 1 Sijuk, sosok Bu Tanti akan selalu menjadi bagian dari sejarah sekolah — seorang guru yang mengajarkan disiplin dengan ketegasan, namun juga menyentuh hati dengan keunikan dan kasih sayangnya.
Kini, meski langkahnya berlanjut di SMPN 2 Sijuk, semangat Bu Tanti akan tetap hidup di hati para siswa dan rekan guru yang pernah merasakan ketulusannya.
Selamat bertugas di tempat baru, Bu Tanti. Terima kasih atas 19 tahun yang luar biasa.